1 Ayat Qauliyah dan Kauniyah

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

2 Berpikirlah

ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ.

3 Poligami Rasulullah SAW

“Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,.

4 Luqman Al-Hakim

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.

5 Les Ngaji Iqro

(seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”(QS. Ali-‘Imran: 190-191).

Saturday, June 10, 2017

Adab Membaca Al-Quran yang Sering Dilupakan



AL QUR’ANUL Karim adalah firman Allh yang tidak mengandung kebatilan sedikitpun. Al-Qur’an memberi petunjuk jalan yang lurus dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Allah Ta’ala.

Untuk itulah tiada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan mempelajari Al-Qur’an. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Sebaik-baik kamu adalah orang yg mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya,” (HR. Bukhari)

Ketika membaca Al-Qur’an, maka seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut ini untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-Qur’an:

1. Membaca dalam keadaan suci, dengan duduk yang sopan dan tenang.

Dalam membaca Al-Qur’an seseorang dianjurkan dalam keadaan suci. Namun, diperbolehkan apabila dia membaca dalam keadaan terkena najis. Imam Haromain berkata, “Orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama,” (At-Tibyan, hal. 58-59)

2. Membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca.

Rasulullah bersabda, “Siapa saja yang membaca Al-Qur’an (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak memahami,” (HR. Ahmad dan para penyusun kitab-kitab Sunan).

Sebagian sahabat membenci pengkhataman Al-Qur’an sehari semalam, dengan dasar hadits di atas. Rasulullah telah memerintahkan Abdullah Ibnu Umar untuk mengkhatam kan Al-Qur’an setiap satu minggu (7 hari) (HR. Bukhori, Muslim).

Sebagaimana yang dilakukan Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, mereka mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam seminggu.

3. Membaca Al-Qur’an dengan khusyu’, dengan menangis, karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca bisa menyentuh jiwa dan perasaan.

Allah Ta’ala menjelaskan sebagian dari sifat-sifat hamba-Nya yang shalih, “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu,” (QS. Al-Isra’: 109). Namun demikian tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk pura-pura menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.

4. Membaguskan suara ketika membacanya.

Sebagaimana sabda Rasulullah “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain dijelaskan, “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Maksud hadits ini adalah membaca Al-Qur’an dengan susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-lenggokkan suara di luar kemampuannya.

5. Membaca Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk,” (QS. An-Nahl: 98).

Membaca Al-Qur’an dengan tidak mengganggu orang yang sedang shalat, dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih secara khusyu’.

Rasulullah bersabda, “Ingatlah bahwasanya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca (Al-Qur’an),” (HR. Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi dan Hakim). Wallahu a’lam. [] Sumber: Republika

7 Keistimewaan Bulan Ramadhan: Doa Dikabulkan Hingga Pintu Ar-Rayyan





Selama bulan Ramadhan, umat Islam berada dalam salah satu momentum kebaikan besar. Karena iru sangat merugi jika tidak memanfaatkan momentum ini untuk tidak melakukan kebaikan.
Berikut inilah tujuh keutamaan bulan Ramadhan:

1. Al Qur’an turun pada Bulan Ramadhan

Allah mengistimewakan bulan puasa ini dengan banyak hal. Salah satu kemuliaan agung dari bulan Ramadhan adalah Al Qur’an diturunkan pada bulan tersebut.

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan), bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan batil). (Al Baqarah: 185).

2. Adanya Laitul Qadar

Kemuliaan lainnya adalah adanya Lailatul Qadar di dalam bulan Ramadhan. Pada saat itu, satu malam lebih baik dari seribu bulan di sisi Allah.

“Sesungguhnya Kami telah menurunkanya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan itu? Dan tahukah kamu, apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr: 1-3).

3. Bebas dari Neraka
Keistimewaan Ramadhan lainnya adalah setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, dan pintu-pintu neraka ditutup pada bulan itu. Abu Hurairah ra meriwayatkan, bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sungguh setiap kali (waktu) berbuka, Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka, dan itu terjadi di setiap malam.” (HR. Ibnu Majah, Ahmad,Thabrani, dan Baihaqi).

4. Adanya Pintu Ar Rayyan

Selain itu, Allah membuatkan pintu khusus (di surga) untuk ahli puasa yang tidak bisa dimasuki oleh golongan lain. Sahal bin Sa’ad menuturkan bahwa Rasulullah saw bersabda:

“Orang-orang yang berpuasa memiliki satu pintu di surga yang bernama Ar Rayyan. Tak ada yang memasuki (surga) melalui pintu itu selain mereka. Apabila ahli puasa terakhir telah masuk, pintu itu pun ditutup. Barang siapa memasuki (surga) melalui pintu itu, ia akan minum dan barangsiapa yang minum ia tidak akan dahaga selamanya.”

5. Doa dikabulkan

Doa orang-orang yang puasa akan dikabulkan, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda, “(Ada) tiga doa mustajab, yaitu doa orang yang puasa, doa orang yang teraniaya, an orang yang berpergian. (HR. Baihaqi)

6. Perisai Pelindung terhadap api neraka

Puasa merupakan perisai yang digunakan seorang hamba untuk melindingi diri dari neraka. Rasulullah bersabda: “Puasa adalah perisai yang digunakan hamba untuk melindungi dari neraka.”

7. Ibadah yang Istimewa

Allah mengistimewakan ibadah puasa diantara ibadah lain. Abu Hurairah meriwayatkan, Nabi saw bersabda, bahwa Allah berfirman: “Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberikan balasannya.” (PANJIMAS.COM) 

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More