1 Ayat Qauliyah dan Kauniyah

إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَءَايَٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ

2 Berpikirlah

ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ.

3 Poligami Rasulullah SAW

“Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal,.

4 Luqman Al-Hakim

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.

5 Les Ngaji Iqro

(seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.”(QS. Ali-‘Imran: 190-191).

Friday, December 9, 2016

Video DRONE Aksi Super Damai 212

Presiden Jokowi Kangen di Demo, Kemaren kemana pak Aksi Bela Islam 411 G...

Panggilan Jihad

Jakarta dalam Aksi Bela Islam 212

Aksi Bela Islam 212 Mendunia

Penggembosan Aksi Bela Islam 212 dengan Minuman Beracun

Nasyid Aksi Super Damai 212

Monday, December 5, 2016

Jumlah Makmum Shalat Jumat di Aksi 212 Lebih Banyak Dibanding Saat Musim Haji




Jumlah peserta aksi damai 212 pada Jumat (2/12) diperkirakan mencapai sekitar 3 juta orang. Mereka tumpah ruah di area Monumen Nasional (Monas), Jakarta, hingga sebagian peserta terpaksa menunaikan shalat Jumat di area luar lapangan Monas seperti area Gambir dan Tugu Tani.

"Jumlah makmum sebanyak itu mengalahkan jumlah makmum pada Shalat Jumat di musim haji," ujar alumnus Universitas Al Azhar Cairo, Mesir, Dr. Fahmi Salim, Jumat (2/12).

Kemegahan Konstantinopel di Era Ustmaniyah




Pada 1459, Konstantinopel yang berganti nama menjadi Istanbul menjadi kota terbesar di Eropa. Oleh Kekalifahan Ustmaniyah, kota itu dibagi menjadi empat wilayah administratif. Sebagai sebuah kota besar pada zamannya, di Istanbul pun berdiri berbagai sarana dan prasarana publik.

Tak kurang ada 81 masjid besar serta 52 masjid berukuran sedang di kota itu. Untuk mendidik para generasi muda, tersedia 55 madrasah, tujuh asrama besar untuk mempelajari Alquran. Fasilitas sosial pun bermunculan, tak kurang lima takiyah atau tempat memberi makan fakir miskin berdiri.

Tiga rumah sakit disediakan untuk mengobati penduduk kota. Tujuh buah jembatan juga dibangun untuk memperlancar arus transportasi. Guna menunjukkan kejayaannya, Kerajaan Usmani membangun 33 istana dan 18 unit pesanggrahan.

Jatuhnya Konstantinopel dan Prediksi Rasulullah




Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash berkata, Saat kami dengan menulis di sekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya tentang kota manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Maka, Rasulullah SAW menjawab, Kota Heraclius akan dibebaskan terlebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel. (HR Ahmad)

Dalam sebuah kesempatan yang lain, Rasulullah bersabda, Konstantinopel benar-benar akan ditaklukkan. Sebaik-baik amir (khalifah) adalah amir (khalifah) yang memimpin penaklukkannya dan sebaik-baik tentara adalah tentara yang menaklukkannya.” (HR Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim).

Dalam dua hadis di atas, Rasulullah SAW telah memprediksi bahwa umat Islam akan merebut Kota Konstantinopel. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith Al-Nabawi, Konstantinopel adalah ibu kota Kerajaan Bizantium (Romawi Timur). Kota  itu dibangun oleh Kaisar Konstantin yang Agung,” ungkap Dr Syauqi.

Sosok Penakluk Konstantinopel




Khalifah terbaik yang dijanjikan Rasulullah SAW itu akhirnya muncul juga. Sang penakluk Konstantinopel itu bernama Sultan Muhammad Al-Fatih atau Barat menyebutnya Sultan Mehmed II. Pemimpin yang telah diprediksi Rasulullah delapan abad sebelumnya itu terlahir pada 29 Maret 1432.

Sultan Muhammad II tampil secara gemilang memimpin ratusan ribu tentara Muslim menggempur ibu kota Bizantium pada usia 21 tahun. Sebuah pencapaian yang begitu gemilang. Ketika Sultan Muhammad II terlahir ke dunia, kedua orang tuanya sudah melihat isyarat bahwa sang buah hati akan menjadi pemimpin besar.

Ketika Palestina dalam Pelukan Islam




Penguasaan Khilafah Islamiah atas tanah Palestina dimulai pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Wilayah Palestina yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Byzantium (Romawi Timur), berhasil dikuasai oleh tentara Islam pada tahun 638 Masehi atau bertepatan dengan tahun 16 Hijriah.

Pada saat itu, Palestina memang merupakan wilayah yang tersisa di kawasan Timur Tengah, yang belum dikuasai oleh Kekhalifahan Islam. Yerusalem sebagai ibu kota Palestina dijaga dengan ketat oleh sejumlah besar tentara. Selain itu, keberadaan sebuah benteng kokoh menyebabkan pasukan Islam tidak dapat menembus pertahanan Jerusalem dengan segera.

Karena itu, untuk merebut kota ini, pasukan Islam menerapkan strategi dengan cara mengepung dan memblokade Jerusalem dari hubungan dengan luar. Dengan demikian, Jerusalem terisolasi dari daerah-daerah lain dan bantuan menjadi terputus.

Pengepungan terhadap Jerusalem berjalan dalam waktu yang cukup lama. Hal ini disebabkan adanya persediaan logistik yang memadai bagi penduduknya untuk waktu yang lama. Namun, akhirnya Uskup Agung kota ini, yaitu Patriach Sophorius, memutuskan untuk menyerah dengan jalan damai. Kebijakan ini diambil untuk menghindari pertumpahan darah.

Buya Hamka tidak Membodohi Kita




Oleh: Dr Adian Husaini

“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu mengambil orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin; sebagian mereka adalah pemimpin-pemimpin dari yang sebagian. Dan barangsiapa yang menjadikan mereka pemimpin di antara kamu, maka sesungguhnya dia itu telah tergolong dari mereka. Sesungguhnya Allah tidaklah akan memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (QS al-Maidah: 51).

Sejak tahun 1959, Prof Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih terkenal dengan sebutan Buya Hamka, sudah mengajar Tafsir Alquran di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta.  Tahun 1964, Buya Hamka dijebloskan ke dalam tahanan oleh Rezim Orde Lama. Ketika itulah, Ketua MUI Pertama itu berkesempatan menyelesaikan Tafsir al-Azhar, yang kini masih menjadi salah satu Buku Tafsir rujukan di Indonesia. Dari waktu ke waktu, Tafsir ini berganti-ganti penerbit. Terakhir, tahun 2015, Tafsir al-Azhar diterbitkan oleh penerbit Gema Insani Press (GIP) Jakarta dalam bentuk edisi mewah.

Di tengah gegap gempita pembahasan QS al-Maidah ayat 51 – yang dipicu pernyataan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – ada baiknya kita menelaah bagaimana Buya Hamka menafsirkan QS al-Maidah: 51. Sebab, selama puluhan tahun, belum pernah kita dengar satu makhluk pun di muka bumi yang berani menuduh para mufassir Alquran seperti Buya Hamka ini, telah membohongi dan membodohi umat Islam pakai al-Maidah:51.

Menafsirkan Makna




Adnin Armas
(Direktur Eksekutif MIUMI)

Tafsir semantik dasar sebenarnya sudah mencukupi untuk memaknai pernyataan “dibohongi pakai Al Maidah 51”. Tulisan singkat ini ingin mendalami pernyataan tersebut dengan pendekatan *pragmatika* dan *chronotope*. 

Dari *pragmatika* dapat dijelaskan komunikasi lisan terjadi secara langsung antara penutur dan pendengar yang bersifat memberikan peyakinan (directive) oleh Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI, kepada masyarakat di suatu tempat yang dikondisikan untuk itu. Penuturan bersifat penjelasan program pembangunan. Namun di dalam penuturan tersebut terselip pernyataan negatif yang disampaikan secara spontan dan langsung direspon oleh masyarakat sebagai spontan. Tidak ada *perulangan* dan *koreksi* dalam penuturan selanjutnya. Ini mengindikasikan penutur sangat yakin dan puas karena pesan yang disampaikan telah diterima. Artinya frasa “dibohongi pakai Al Maidah 51” adalah ungkapan yang mudah dimengerti dalam kelompok itu. Pada kenyataannya ketika lingkaran hermeneutika dikembangkan lebih luas melalui berbagai saluran komunikasi, dapat ditunjukkan bahwa frasa tersebut telah melukai perasaan keagamaan sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini menunjukkan frasa tersebut tidak diterima secara sosiologis dan antropologis oleh sebagian besar masyarakat.

ABRAHAMIC FAITHS?




Oleh: Dr. Adian Husaimi
Bagi peminat pemikiran keagamaan, istilah Abrahamic Faith atau agama Ibrahim tidaklah asing. Istilah ini sudah lama dipopulerkan oleh banyak kalangan dan dianggap sebagai sesuatu yang sudah lazim dalam iztilah studi-studi agama, seperti halnya pembagian agama menjadi agama samawi (agama langit) dan agama ardhi (agama bumi). Istilah ini mulai popular di dunia Islam, setelah pada tahun 1986, The International Institute of islamic Thought (IIIT), menerbitkan sebuah buku berjudul Trialogue of the Abrahamic Faiths (ed. Ismail Raji al-Faruqi). Secara harfiah, judul buku itu adalah Trialog antar Agama-agama Ibrahim”. Buku ini merupakan kompilasi makalah hasil konvensi tahun 1979 di New York yang diselenggarakan oleh American Academy of Religion (AAR ).

Inkonsistensi




Oleh: Imam Shamsi Ali*

Dalam ajaran Islam, sikap konsisten adalah kunci kesuksesan. Pengakuan atau keimanan kepada Tuhan yang Satu, Rabbunallah, menuntut sikap konsisten (istaqaamu). Jika tidak, boleh jadi pengakuan itu tinggalah hiasan bibir. 

Dalam dunia yang penuh "tipu daya" (tricks) saat ini, sikap konsisten itu semakin menipis. Berbagai pernyataan, opini, propaganda, dan semacamnya tidak lagi konsisten pada "nilai kebenarannya". Tapi terbang ambing di tengah derasnya gelombang kepentingan. 

Keadilan yang menjadi dasar kemuliaan hidup manusia menjadi keadilan sepihak karena hilangnya "konsistensi". Di dalam menilai dan memperjuangkan keadilan kerap kali tersembunyi maksud. Yaitu keadilan untuk diri atau kelompok sendiri. Ketika keadilan itu memihak pada diri dan kelompok kita maka itulah keadilan yang mutlak dipertahankan dan diperjuangkan. Sebaliknya ketika keadilan itu dimaksudkan bagi bagi orang lain, apalagi yang dianggap lawan, maka keadilan bisa dipersepsikan atau dikampanyekan sebagai "kezaliman". 

Ketika kaum penguasa atau penjajah melakukan kekerasan maka itu adalah penegakan hukum dan untuk menjamin keamanan. Tapi ketika kaum lemah dan terjajah melakukan perlawanan maka itu adalah "kekerasan dan terorisme". 

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More