Hari Ini Generasi Mudah Hafal Quran Tapi Sulit Mengamalkan
Mengutip perkataan
sahabat Abdullah Ibnu bin Mas’ud, Ustadz Budi memulai dengan pembahasan
generasi Qurani. Kami ini masyarakat yang sulit menghafal Quran tapi mudah
mengamalkannya. Dan sesudah kami, muncul generasi mudah menghafal Quran tapi
sulit mengamalkannya.
“Kita syukuri umat ini
lebih baik dari generasi yang kemarin-kemarin. Membaca Al Quran sudah lewat,
generasi itu sudah selesai. Saya justru akan mulai dari sahabat mulia, 15 tahun
membina Persia yaitu sahabat Abullah ibnu bin Mas’ud,” ujarnya.
Ustadz Budi mengatakan
Quran itu bagi sahabat berada didalam dirinya. Sementara saat ini banyak umat
Islam menenteng Al Quran saku, Handphone beraplikasi Quran, laptop ada Al quran
namun jarang berinteraksi dengan Quran.
“Tilawah Quran itu
include didalamnya menghafal. Sahabat dulu yang namanya membaca maksudnya
menghafal, tidak ada mushafnya seperti sekarang ini. Jadi sekarang ini jangan
putus dalam membacanya tetapi terus ditingkatkan menghafal,” tuturnya.
Para sahabat Nabi
mempelajari Al Quran bersama Rosul langsung diamalkan. Menurut Ustadz Budi
bukti perkembangan Islam ke seluruh wilayah menjadi mudah sebab dasar
pengamalan Quran sudah mendarah daging.
“Umar itu ngaji Surat
Al Baqoroh selama 12 tahun, nah ini harus dimulai bertahab kita. Maka pantas
kalau dibawah kepemimpinan Umar wilayah Islam seperti itu. Wilayah barat sampai
ke Lipia, Persia selesai, Romawi selesai,” ucapnya.
Ustadz Budi sepakat
jika saat ini berkembang generasi penghafal Quran dengan munculnya sekolah
Tahfidz, lomba hafal Quran dan lainnya. Untuk itu misi pendek harus mulai
diganti menuju generasi gemilang oenghafal Quran memimpin peradaban.
“Sepakat kita generasi
penghafal Quran saat ini, tapi misi-misi pendek sudah harus diganti,”
tandasnya. [SY/ Panjimas.com]
0 komentar:
Post a Comment