Bulan Ramadhan Bulannya Al-Qur’an
Kebiasaan Nabi, para
sahabat dan orang-orang shalih terdahulu adalah memperbanyak berinteraksi
dengan Al-Qur’an di bulan Ramadan.
Bentuk Tilawah (Membaca) Al-Qur’an
Allah Ta’ala berfirman
:
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan salat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan
kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi”. (QS. Fathir: 29).
Macam-Macam Tilawah (membaca) Al-Qur’an
(1) Tilawah lafdzi
Tilawah lafdzi, yaitu
dengan membacanya. Membaca Al-Qur’an sendiri memiliki banyak keutamaan. Satu
hurufnya diganjar dengan satu kebaikan dan dilipatgandakan menjadi sepuluh
kebaikan.
Rasulullah
shallallahualaihiwasallam bersabda:
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu
kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatgandakan menjadi sepuluh
kebaikan semisalnya. Aku tidak mengatakan الم
satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu
huruf.” (HR. Tirmidzi, sahih)
Rasulullah
shallallahualaihiwasallam juga bersabda:
“Bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya dia akan datang pada hari kiamat
sebagai pemberi syafaat kepada orang yang membacanya” (HR. Muslim).
(2) Tilawah secara hukum
Tilawah secara hukum,
yaitu dengan membenarkan kabar yang tercantum di dalamnya, menerapkan
hukum-hukumnya serta melaksanakan seluruh perintah dan menjauhi seluruh
larangan-Nya. Allah berfirman :
“Al-Qur’an ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan keberkahan agar mereka menadaburkan ayat-ayatnya dan supaya mendapat
pelajaran bagi orang-orang yang mau berpikir.” (QS. Shad : 29).
Para shalafus shalih
(orang-orang shalih terdahulu) menjalani berbagai tahapan dalam berinteraksi
dengan Al-Qur’an. Mereka memepelajari, membenarkan, dan menerapkan hukumnya
secara nyata. Semua itu lahir dari akidah yang kokoh dan keyakinan yang benar
terhadap Al-Qur’an.
Abu ‘Abdirrahman
As-Sulami rahimahullah berkata: “Kami diberitahu oleh orang-orang yang
membacakan Al-Qur’an kepada kami, seperti ‘Utsaman bin Affan, ‘Abdullah bin
Mas’ud, dan yang lainnya bahwa jika
mereka mempelajari Al-Qur’an dari Nabi shallallahualaihiwasallam sebanyak
sepuluh ayat, mereka tidak melewatinya hingga mereka mempelajarinya beserta
kandungannya secara ilmu dan pengamalan. Mereka mengatakan: “Maka kami
mempelajari Al-Qur’an dalam ilmu dan amal secara keseluruhan.“ (Lihat
Majalis Syahri Ramadhan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
rahimahullah)
Tiga Tahapan Mengambil Pelajaran dari Al-Qur’an
Allah Ta’ala berfirman
:
“Al-Qur’an ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh
dengan keberkahan agar mereka menadabburkan ayat-ayatnya dan supaya mendapat
pelajaran bagi orang-orang yang mau berpikir.” (QS. Shad: 29).
Syaikh Muhammad bin
Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah memberikan penjelasan tentang ayat ini:
“Disebutkan ‘tadzakkur’ (mengambil pelajaran) setelah ‘tadabbur’
(memahami maknanya), karena tidak mungkin seseorang bisa mengambil pelajaran
dari sesuatu kecuali jika dia telah mengetahui makna yang terkandung di
dalamnya. Maka dengan menadaburkan terlebih dahuhu pada awalnya, baru kemudian
setelahnya akan mendapat pelajaran.”
Tahapan seseorang dalam mengambil pelajaran dari Al-Qur’an ada tiga :
(1) Tahap pertama
yaitu dengan membaca Al-Qur’an,
(2) Kemudian tahap
kedua menadabburkannya untuk memahami
maknanya,
(3) Kemudian tahap
ketiga mendapat pelajaran darinya.”
(Lihat Tafsir Surat
Shad oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin )
Pengaruh Al-Qur’an bagi Hati dan Badan
Syaikh Ibnu
Al-‘Utsaimin rahimahullah juga menjelaskan, “dengan mengambil pelajaran dari
Al-Qur’an akan memberikan pengaruh bagi hati dan badan. Pengaruh bagi hati akan
menimbulkan keikhlasan hamba kepada Allah, taubat dan kembali kepada-Nya,
bertawakal hanya kepada-Nya dan amal-amal hati lainnya. Adapun pengaruh bagi
anggota badan adalah mampu melaksanakan ketaatan kepada Allah dengan seluruh
anggota badannya seperti bersuci, salat, zakat, puasa, dan ibadah-ibadah
lainnya.” (Lihat Tafsir Surat Shad oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin
)
Semoga kita dimudahkan
untuk senantiasa membaca, mempelajari, dan mengamalkan Al-Qur’an. Wa
shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad.
Penyusun : dr. Adika
Mianoki (Sumber: Muslim.or.id)
0 komentar:
Post a Comment