Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash
berkata, Saat kami dengan menulis di sekeliling Rasulullah SAW, tiba-tiba
beliau ditanya tentang kota manakah dari kedua kota yang akan dibebaskan
terlebih dahulu, Konstantinopel atau Roma? Maka, Rasulullah SAW menjawab, Kota
Heraclius akan dibebaskan terlebih dahulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.
(HR Ahmad)
Dalam sebuah kesempatan yang
lain, Rasulullah bersabda, Konstantinopel benar-benar akan ditaklukkan. Sebaik-baik
amir (khalifah) adalah amir (khalifah) yang memimpin penaklukkannya dan
sebaik-baik tentara adalah tentara yang menaklukkannya.” (HR Bukhari, Ahmad,
dan Al-Hakim).
Dalam dua hadis di atas,
Rasulullah SAW telah memprediksi bahwa umat Islam akan merebut Kota
Konstantinopel. Menurut Dr Syauqi Abu Khalil dalam Athlas Hadith Al-Nabawi,
Konstantinopel adalah ibu kota Kerajaan Bizantium (Romawi Timur). Kota itu dibangun oleh Kaisar Konstantin yang
Agung,” ungkap Dr Syauqi.
Setelah membangun kota itu, Kaisar
Konstantin pindah dari Roma, ibu kota Romawi Barat. Menurut Dr Sayuqi, kota itu
dibangun dekat Selat Bosporus yang menghubungkan Laut Hitam dengan Laut
Marmara. Kota itu terkenal dengan kekokohan tembok kotanya sehingga sangat
sulit untuk ditaklukkan. Sekarang kota itu bernama Istanbul,” tutur pakar hadis
itu.
Prediksi Rasulullah SAW mengenai
kejatuhan Konstantinopel ke tangan kaum Muslimin itu akhirnya benar-benar
terbukti. Kamis, 26 Rabiul Awal 857 H/ 6 April 1453 M, pasukan tentara Muslim
di bawah komando Sultan Muhammad II tiba di ibu kota negara adikuasa bernama
Bizantium.
Sultan pun berkirim surat kepada
penguasa Bizantium yang berisi ajakan untuk masuk Islam atau menyerahkan
Konstantinopel secara damai. Perang menjadi pilihan terakhir. Namun, penguasa
kota itu Constantine Paleologus menolak seruan dakwah dan berkukuh tak mau
menyerahkan Konstantinopel ke tangan Umat Islam. Paleologus lebih memilih jalan
perang.
Pasukan tentara Bizantium dibantu
Kardinal Isidor, Pangeran Orkhan dan Giovanni Giustiniani dari Genoa, siap
menghadapi meriam-meriam tercanggih dan 130 ribu tentara Muslim. Lantaran
tawarannya ditolak, Sultan ketujuh dari Kerajaan Turki Usmani itu pun mulai
mengobarkan semangat jihad.
Gema takbir terus membahana
seiring derasnya serangan yang dilancarkan pasukan Sultan Mehmed begitu orang Barat menyebutnya ke benteng
Bizantium yang kokoh. Pertempuran hebat pun meletus. Kerajaan Ottoman dengan
strategi, teknologi perang, serta kepemimpinan militer yang tangguh dan 130
ribu pasukan akhirnya berhasil membungkam kepongahan Bizantium.
Setelah 53 hari berjibaku angkat
senjata, dengan semangat jihad, pasukan Sultan Muhammad akhirnya berhasil
menguasai Konstantinopel. Harapan dan impian umat Islam untuk menundukkan
Bizantium yang telah dirintis sejak tahun 664 M akhirnya tercapai. Rol
0 komentar:
Post a Comment