Jumlah peserta aksi damai 212
pada Jumat (2/12) diperkirakan mencapai sekitar 3 juta orang. Mereka tumpah
ruah di area Monumen Nasional (Monas), Jakarta, hingga sebagian peserta
terpaksa menunaikan shalat Jumat di area luar lapangan Monas seperti area
Gambir dan Tugu Tani.
"Jumlah makmum sebanyak itu
mengalahkan jumlah makmum pada Shalat Jumat di musim haji," ujar alumnus
Universitas Al Azhar Cairo, Mesir, Dr. Fahmi Salim, Jumat (2/12).
Kegiatan kali ini merupakan
lanjutan dari Aksi Bela Islam II pada 4 November dan Aksi Bela Islam I pada 14
Oktober. Jumlahnya diperkirakan lebih besar dari jumlah peserta aksi damai 4
November (Aksi 411).
Berdasarkan perhitungan lewat
aplikasi Google Earth, massa aksi 411 berjumlah 2,2 juta orang. Jumlah aksi
damai 212 diperkirakan dua kali lipat dari jumlah aksi 411. Jumlah tersebut
melebihi jumlah shalat Jumat di Masjidil Haram, Makkah, ketika musim haji yang
sekitar 2 jutaan orang.
Sementara Dewan Pembina Gerakan
Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Habib Rizieq
Shihab, kembali mengingatkan tujuan pelaksanaan aksi damai tersebut.
"Tujuan kami tetap sama, agar Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai
penista agama ditangkap secepatnya," ujar Habib Rizieq. Karena, katanya,
Ahok lah yang sebenarnya mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dengan ucapannya.
Dia pun menegaskan aksi ini sama
sekali tidak ada hubungannya dengan pemilihan gubernur (pilgub) DKI Jakarta
2017 seperti tudingan sebagian kalangan. Pada aksi kali ini, semangat umat
Islam dari luar Jakarta semakin kuat.
Mereka tak menyerah untuk datang
ke ibu kota meski tak ada kendaraan. Misalnya 3.000 peserta aksi dari Ciamis,
Jawa Barat, yang melakukan long march. "Mereka menginspirasi banyak orang
di sepanjang perjalanan," katanya.
Kini, banyak jamaah dari
Jabotabek yang mengikuti cara mereka dengan berbondong-bondong berjalan kaki
menuju Monas untuk menunjukkan kecintaan kepada Islam sekaligus kepada Ibu
Pertiwi. Mereka siap mempertahankan setiap jengkalnya dari ancaman perpecahan
yang ditebar oleh pihak-pihak yang merusak keharmonisan dan kerukunan antarumat
beragama yang selama ini sudah terjalin indah. REPUBLIKA.CO.ID
0 komentar:
Post a Comment