![]() |
Katakan tidak kumpul kebo! Ayo Nikah! |
DARI Ibnu ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Jika salah seorang dari kalian
(yaitu suami) ingin berhubungan intim dengan istrinya, lalu ia membaca do’a: (Bismillah
Allahumma jannibnaasy syaithoona wa jannibisy syaithoona maa rozaqtanaa),
“Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan
dan jauhkanlah setan dari rezki yang Engkau anugerahkan kepada kami”, kemudian
jika Allah menakdirkan (lahirnya) anak dari hubungan intim tersebut, maka setan
tidak akan bisa mencelakakan anak tersebut selamanya,” (HR. Bukhari no. 6388
dan Muslim no. 1434).
Kapan Do’a Tersebut Dibaca?
Ash Shon’ani berkata bahwa hadits
tersebut adalah dalil bahwa do’a tersebut dibaca sebelum bercumbu yaitu ketika
punya keinginan. Karena dalam riwayat Bukhari lainnya disebutkan,
“Adapun jika salah seorang dari
mereka mengucapkan ketika mendatangi istrinya …” (HR. Bukhari no. 5165). Makna
kata “ketika” (حِينَ)
dalam riwayat ini bermakna “berkeinginan”, (Subulus Salam, 6: 91).
Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (9:
228) berpendapat bahwa do’a ini dibaca sebelum hubungan intim. Begitu pula
pendapat Syaikh ‘Abdul Qodir Syaibah dalam Fiqhul Islam, 7: 61-64.
Intinya, do’a ini diucapkan
sebelum memulai hubungan intim dan bukan di pertengahan atau sesudahnya. Hukum
membaca do’a ini adalah sunnah (mustahab) (Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 1:
190). Dan jika dilihat dari tekstual hadits di atas, do’a ini dibaca oleh
suami.
Berkah dari Berdo’a Sebelum Hubungan Intim
Pertama: Mengikuti ajaran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, ini sudah
merupakan berkah tersendiri. Abu Bakr radhiyallahu ‘anhu pernah berkata,
”Aku tidaklah biarkan satu pun
yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam amalkan kecuali aku
mengamalkannya karena aku takut jika meninggalkannya sedikit saja, aku akan
menyimpang,” (HR. Bukhari no. 3093 dan Muslim no. 1759).
Kedua: Setan tidak akan turut serta dalam hubungan intim tersebut karena di
dalam do’a ini diawali dengan penyebutan “bismillah”. Demikian pendapat
sebagian ulama. Mujahid rahimahullah berkata,
“Siapa yang berhubungan intim
dengan istrinya lantas tidak mengawalinya dengan ‘bismillah’, maka setan akan
menoleh pada pasangannya lalu akan turut dalam berhubungan intim dengannya,”
(Fathul Bari, 9: 229).
Ketiga: Kebaikan do’a ini pun akan berpengaruh pada keturunan yang dihasilkan
dari hubungan intim tersebut. Buktinya adalah riwayat mursal namun hasan
dari ‘Abdur Razaq di mana disebutkan,
“Jika seseorang mendatangi
istrinya (berhubungan intim), maka ucapkanlah ‘Ya Allah, berkahilah kami dan
keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim ini, janganlah jadikan setan
menjadi bagian pada keturunan kami’. Dari do’a ini, jika istrinya hamil, maka
anak yang dilahirkan diharapkan adalah anak yang sholeh,” (Fathul Bari, 9:
229).
Keempat: Keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim ini akan selamat dari
berbagai gangguan setan. Jika dipahami dari tekstual hadits, yang dimaksud
dengan anak tersebut akan selamat dari berbagai bahaya adalah umum, yaitu
mencakup bahaya dunia maupun agama. Namun Al Qodhi ‘Iyadh berkata bahwa para
ulama tidak memahami seperti itu. (Minhatul ‘Allam, 7: 348).
Ibnu Daqiq Al ‘Ied berkata, “Bisa
dipahami dari do’a ini bahwa setan juga tidak akan membahayakan agama anak dari
hasil hubungan intim tersebut. Namun bukan berarti anak tersebut ma’shum,
artinya selamat dari dosa,” (Fathul Bari, 9: 229).
Syaikh Ibnu Baz memahami bahwa
yang dimaksud dalam hadits bahwa anak tersebut akan tetap berada di atas fithroh
yaitu Islam. Setan bisa saja menggoda anak tersebut, namun segera ia akan
kembali ke jalan yang lurus. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
“Sesungguhnya orang-orang yang
bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka
ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya” (QS. Al A’rof: 201)
(Lihat Minhatul ‘Allam, 7: 349).
Kelima: Keberkahan do’a ini berlaku bagi wanita yang akan hamil dengan hubungan
intim tersebut atau yang tidak hamil karena lafazhnya umum. Inilah pendapat
Al Qodhi ‘Iyadh (Fathul Bari, 9: 229).
Jadikanlah Kebiasaan!
Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan
hafizhohullah berkata, “Hendaklah seorang muslim bersemangat mengamalkan do’a
ini ketika berhubungan intim hingga menjadi kebiasaan. Hendaklah ia melakukannya
dalam rangka mengamalkan nasehat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan demi
menghasilkan keturunan yang terjaga dan terlindungi dari gangguan setan, juga
supaya mendapatkan keberkahan dari do’a ini” (Minhatul ‘Allam, 7: 348).
Ibnu Hajar berkata, “Faedah yang
ditunjukkan dalam do’a ini adalah disunnahkannya membaca bismillah dan berdo’a
serta merutinkannya hingga pada hal yang nikmat semacam dalam hubungan intim,”
(Fathul Bari, 9: 229).
Hadits yang kita ulas kali ini
menunjukkan bahwa setan akan mengganggu manusia dalam segala kondisi. Ketika
tidur, ketika bangun dari tidur, setan akan terus memberikan was-was. Jika
seseorang lalai dari mengingat Allah, maka setan akan mengganggu. Namun jika
mengingat Allah, setan akan lari bersembunyi. Oleh karena itu, hendaklah kita
membiasakan untuk terus berdzikir, membaca ta’awudz, berdo’a, supaya kita
terlindungi dari gangguan setan (Nasihat Syaikh ‘Abdullah Al Fauzan dalam
Minhatul ‘Allam, 7: 349). []
0 komentar:
Post a Comment