Barnabas adalah salah seorang
muris Yesus. Barnabas pernah belajar bersama Paulus pada seorang imam Yahudi
ahli Taurat di Yerusalem, bernama Gamaliel. Namun karena ada perbedaan dalam
hal ketuhanan, maka Barnabas melaknat Paulus sebagai orang yang sesat dan
menyesatkan banyak orang. Kondisi ini tercatat dalam Kisah Para Rasul 15:39-40
di mana tertulis: “Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka
berpisah dan Barnabas membawa Markus berlayar ke Siprus.”
Barnabas juga menulis Injil. Dan
Injil Barnabas adalah satu-satunya Injil yang ditulis murid Yesus, yang
mendampingi Yesus selama tiga tahun. Meski begitu, tidak diketahui kapan
sebenarnya Barnabas mulai menulis Injilnya.
Perjalanan Injil Barnabas
Injil Barnabas diketahui telah
beredar pada abad ke I dan II dari tulisan Ireneus (130-200 M), untuk mendukung
ajaran tentang keEsaan Tuhan. Injil ini diterima sebagai Canonical Gospel /
Injil Induk di gereja-gereja Alexandria sampai 325 M.
Ketika diadakan Konsili Nicea
tahun 325 M, Konstantin menetapkan doktrin trinitas sebagai doktrin resmi
gereja Kristen Paulus. Injil Barnabas diperintahkan untuk dihancurkan, bersama
dengan Injil-Injil yang berbahasa Hebrew (Ibrani).
Namun Injil Barnabas lolos dari
pemberlakuan pemusnahan itu. Paus Damasus yang menjadi Paus pada 366 M melarang
Injil Barnabas untuk dibaca. Injil Barnabas masuk kategori Apocrypha (artinya:
yang disembunyikan dari orang banyak). Kemudian pada tahun 382 M, Injil
Barnabas dilarang oleh keputusan Gereja Barat. Tahun 465 M Injil Barnabas
dilarang oleh Paul Innocent. Tahun 496, dalam keputusan Glasian, Evangelium
Barnabe (Injil Barnabas) masuk dalam daftar Injil terlarang.
Pada tahun keempat masa
pemerintahan Kaisar Zeno, yakni tahun 478 M, kuburan Barnabas ditemukan. Naskah
lengkap Injil tulisan tangannya ditemukan dalam apitan kedua tangan di dadanya.
Namun gereja Katholik Roma mengklaim bahwa Injil di kubur tersebut adalah Injil
Matius.
Terjemahan Injil Barnabas berasal
dari manuskrip yang dimiliki Paus Sextus (1589-1590 M). Paus Sextus memiliki
sahabat bernama Fra Marino yang tertarik dengan Injil Barnabas. Fra Marino
keluar membawa manuskrip tersebut. Manuskrip ini sempat berpindah-pindah
tangan, sampai kemudian menjadi milik JE Cramer, penasehat Raja Prusia.
Tahun 1713 M, Cramer
menghadiahkan manuskrip Injil Barnabas kepada kolektor kitab Pangeran Eugene
dari Savoy. Pada 1738 M, manuskrip ini dipindahkan ke Hofbibliothek di Wina
sampai sekarang.
Apa Kata Mereka tentang Barnabas?
Pakar sejarah gereja kuno, John
Tolland, dalam buku The Nazarenes mengatakan, "Dalam Injil (Barnabas-red)
ini terdapat gaya seorang pewaris. Kisah Yesus yang diceritakan amat berbeda
dengan yang diceritakan oleh keempat Injil yang diakui, bahkan jauh lebih
utuh...."
Dalam “History of Christianity in
the Apostolic Age” (hal. 216, 231, 424-25), A.G Mc Giffert menulis:
"Barnabas yang haknya untuk
bekerja (menyebarkan agama) di kalangan orang-orang zuhud telah diakui di
Yerusalem (kemudian) harus kembali dan memisahkan dirinya dari mereka
(orang-orang zuhud) sangatlah aneh. Barnabas tidak menyetujui doktrin Paulus
tentang kebebasan orang-orang Kristen dari segala bentuk hukum Musa. Perpisahan
Paulus dan Barnabas diceritakan oleh penulis Kisah Para Rasul sebagai akibat
dari pertikaian mereka menyangkut Markus."
Injil Barnabas masih jadi
perdebatan, benarkah Injil ini menjadi sumber utama Injil Matius, Lukas, dan
Markus. Mengingat bahwa seluruh peristiwa yang ditulis dalam ketiga Injil
tersebut juga ditulis di dalam Injil Barnabas. (oleh Hj. Irena Handono)
0 komentar:
Post a Comment