Secara harfiyah, da'wah berasal
dari kata da'a - yad'u, da'watan yang artinya panggilan, seruan atau ajakan.
Maksudnya adalah mengajak dan menyeru manusia agar mengakui Allah Swt sebagai
Tuhan yang benar lalu menjalani kehidupan sesuai dengan ketentuan-ketentuan-Nya
yang tertuang dalam Al-Qur'an dan sunnah. Dengan demikian, target da'wah adalah
mewujudkan sumber daya manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt dalam arti yang
seluas-luasnya.
Dalam kehidupan masyarakat,
khususnya kehidupan umat Islam, da'wah memiliki kedudukan yang sangat penting.
Dengan da'wah, bisa disampaikan dan dijelaskan ajaran Islam kepada masyarakat
sehingga mereka menjadi tahu mana yang haq dan mana yang bathil, bahkan da'wah
yang baik bukan hanya membuat masyarakat memahami yang haq dan bathil itu, tapi
juga memiliki keberpihakan kepada segala bentuk yang haq dengan segala
konsekuensinya dan membenci yang bathil sehingga selalu berusaha menghancurkan
kebathilan. Manakala hal ini sudah terwujud, maka kehidupan yang hasanah (baik)
di dunia dan akhirat akan dapat dicapai.
KEWAJIBAN DA'WAH
Karena da'wah memiliki kedudukan
yang sangat penting, maka secara hukum da'wah menjadi kewajiban yang harus
diemban oleh setiap muslim, Ada banyak dalil yang bisa kita jadikan sebagai
rujukan untuk mendukung pernyataan wajibnya melaksanakan tugas da'wah, baik
dari Al-Qur'an maupun hadits Nabi. Diantaranya adalah dalil berikut ini:
Serulah manusia ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik
dan bantahlah mereka dengan cara yang baik (QS 16:125).
Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung (QS 3:104).
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah
(QS 3:110).
Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat (HR. Ahmad, Bukhari
dan Tirmidzi).
KEUTAMAAN DA'WAH
Manakala da'wah kita tunaikan
dengan sebaik-baiknya, banyak keutamaan yang akan kita peroleh, antara lain
pertama, memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah dengan dikelompokkan ke
dalam umat yang terbaik (khairu ummah) sebagaimana yang disebutkan pada QS
3:110 di atas.
Kedua, memperoleh pahala yang
amat besar, hal ini karena dalam satu hadits Rasulullah Saw menyatakan:
Barangsiapa yang menunjukkan pada suatu kebaikan, maka baginya seperti
pahala orang yang mengerjakannya (QS Ahmad, Muslim, Abu Daud dan Tirmudzi).
Ketiga, da'wah yang baik juga
berarti telah dapat membuktikan keimanan pribadi seorang da'i yang benar,
karena da'wah yang baik adalah da'wah yang disampaikan setelah diamalkannya,
bukan kontradiksi antara pesan da'wah dengan prilaku sang da'i, Allah berfirman
yang artinya: Hai orang-orang yang
beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu kerjakan. Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan (QS
61:2-3).
Keempat, memperoleh
keberuntungan, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat sebagaimana
sudah disebutkan pada QS 3:104.
Kelima, terhindar dari laknat
Allah, hal ini dinyatakan oleh Allah dalam firman-Nya yang artinya: Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani
Israil dengan lisan Daud dan Isa Putera Maryam. Yang demikian itu disebabkan
mereka durhaka dan selalu melampaui batas. Mereka satu sama lain selalu tidak
melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa
yang selalu mereka perbuat itu (QS 5:78-79).
Keenam, memperoleh rahmat Allah,
hal ini difirmankan Allah yang artinya: Dan
orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma'ruf, mncegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan
mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh
Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS 9:71).
TAHAPAN DA'WAH.
Dalam menunaikan tugas da'wah,
ada tahapan-tahapan yang harus diperhatikan dan ditempuh. Syeikh Mustafa
Masyhur dalam bukunya Tariq Ad Da'wah menyebutkan tiga tahapan (marhalah)
da'wah yang harus dilalui. Pertama, ta'rif (penerangan/propaganda), tahap ini
adalah memperkenalkan, menggambarkan ide dan menyampaikannya kepada khalayak
ramai pada setiap lapisan masyarakat. Kedua, takwin (pembinaan/pembentukan),
yaitu tahap pembentukan, pemilihan pendukung da'wah, menyiapkan mujahid da'wah
serta mendidiknya. Ketiga, tanfidz (pelaksanaan), yaitu tahap beramal, berusaha
dan bergerak guna mencapai tujuan.
Dengan demikian, da'wah merupakan
perjalanan yang panjang dan berliku. Karena itu, para aktifis da'wah harus
menyiapkan diri semaksimal mungkin agar bisa menunaikan tugas ini dengan baik
dan siap menghadapi segala tantangannya.
PENYULUH KEBANGKITAN.
Dalam kondisi masyarakat muslim
yang sedang "tidur", lesu, lemah dan mengalami keterbelakangan,
da'wah amat diperlukan sebagai penyuluh guna membangkitkan umat dan meraih
kembali kejayaannya yang telah hilang. Oleh karena itu, manakala da'wah bisa
kita tunaikan sebaik-baiknya dengan dukungan sumber daya manusia yang andal,
dana yang cukup, sarana yang memadai, metode yang tepat dan kemasan yang
menarik, maka masyarakat muslim yang baru dapat kita wujudkan, insya Allah
sebagai umat yang terbaik. Dengan kata lain, da'wah merupakan upaya
merekonstruksi masyarakat yang masih mengandung unsur kejahiliyahan menjadi
masyarakat yang islami, ini berarti da'wah merupakan upaya melakukan islamisasi
dalam seluruh sektor kehidupan manusia.
Untuk itu keterlibatan setiap
muslim di dalam da'wah menjadi suatu keharusan, sesuai dengan potensi yang
dimilikinya masing-masing. Terbentuknya pribadi yang islami, keluarga yang
islami dan masyarakat yang islami merupakan target yang ingin dicapai dalam
da'wah. Target ini memerlukan dukungan setiap muslim, apalagi da'wah itu
bukanlah hanya berbentuk ceramah dan khutbah. Tegasnya, apapun potensi dan
kemampuan yang kita miliki, semua itu dapat kita gunakan untuk kepentingan
da'wah.
Oleh :Drs. H. Ahmad Yani (Maqdis)
0 komentar:
Post a Comment