Oleh: Dr. Hamid Fahmy
Zarkasyi
Sejalan dengan pandangan hidup
Barat modern yang bercirikan rasionalisme, saintifisme, sekularisme dan cara
pandang yang empiristis, maka kapitalisme dapat dikatakan sebagai produk dari padangan
hidup Barat modern. Salah satu elemen pandangan hidup Barat yang mempengaruhi
kapitalisme adalah rasionalisme. Menurut Weber yang menonjol dalam pemikiran
kapitalisme adalah semangat kalkulasi rasional (spirit of rational calculation)
yang dikembangkan menjadi prinsip-prinsip pengembangan teknologi dan lembaga
produsen. Yang terpenting disini bagi Weber adalah semangat entrepeneurship
yang merebak ke bidang politik dan kultural. Kapitalisme akhirnya mempengaruhi
perkembangan bentuk perusahaan, kepercayaan publik dan birokrasi dunia modern.
Tendensi yang rasional ini merupakan ancaman bagi nilai-nilai tradisional.
Weber dengan tegas menyatakan:
It might thus seem that the
development of the spirit of capitalism is best understood as part of the development
of rationalism as a whole, and could be deduced from the fundamental position
of rationalism on the basic problems of life. In the process Protestantism
would only have to be considered in so far as it had formed a stage prior to
the development of a purely rationalistic philosophy.
Kutipan diatas menunjukkan bahwa
perkembangan semangat kapitalisme dapat dipahami dengan baik dari perkembangan
rasionalisme di Barat, dan yang lebih jelas lagi dari pandangan rasionalisme
terhadap problem-problem kehidupan. Protestanisme hanya diperhitungkan sebagai
suatu tahapan sebelum berkembangnya filsafat rasionalistis yang murni.
Dari semangat rasionalisme
Protestan dan Barat modern itu maka kapitalisme berkembang menjadi sistim
ekonomi yang mendunia yang oleh Joseph disebut Capitalist Civilization
(Kebudayaan Kapitalis). Dalam Pendahuluan diatas telah disebutkan bahwa asas
setiap kebudayaan dan peradaban adalah worldview, maka dari itu kapitalisme
adalah kebudayaan dan sekaligus pandangan hidup (worldview). Sebagai suatu
pandangan hidup tentu ia mempunyai elemen dan ciri-cirinya tersendiri. Joseph A
Schumpeter menyebutkan ciri-ciri kebudayaan kapitalisme sejalan dengan
ciri-ciri rasionalisme Barat, sbb:
1) Adanya pemikiran atau perilaku
individu yang rasional yang berkembang menjadi pemikiran kolektif yang
mengkritisi berbagai pihak termasuk kekuasaan politik dan agama. 3) Kapitalisme
juga berkembang menjadi cara pandang masyarakat terhadap alam semesta, tentang
kehidupan, tentang arti keadilan, konsep keindahan, kesehatan, filsafat hidup
dan lain-lain 4) Kapitalisme merupakan sikap terhadap sains modern, manusia
modern dan cara-cara sains modern dikembangkan. Dari sikap hidup ini kemudian
timbul seni kapitalis (capitalis art) dan gaya hidup kapitalis (capitalist
style of life). 5) Oleh karena pengaruh rasionalisasi perilaku dan pemikiran
maka rasionalisasi juga mempengaruhi sikap mereka terhadap kepada kepercayaan
metafisis, mistik dan ide-ide yang lain sehingga semua itu akan mengasah metode
dalam mencapai tujuan akhir. 6) Kebebasan berfikir dan memandang dunia secara
pragmatis terjadi secara alami.
Selain dari yang diungkapkan
Joseph diatas masih terdapat ciri-ciri lain dari kapitalisme yang menyangkut
cara pandang terhadap realitas. Ciri itu adalah doktrin universalisme, yaitu
kepercayaan bahwa disana terdapat pernyataan umum tentang dunia fisik dan
sosial yang benar secara universal dan permanent. Tujuan sains adalah mencari
pernyataan ini sehingga dapat menghilangkan apa yang selama ini disebut
subyektif. Universalisme ini kemudian menjadi keyakinan (faith) dan juga
epistemologi dan puncaknya adalah ideologi (kapitalisme). Untuk itu kapitalisme
menggunakan universitas sebagai tempat workshop ideologi dan singgasana
kepercayaan itu, selain sebagai tempat mencari kebenaran itu. Dan sejalan
dengan sistim ekonomi kapitalis, Amerika yang menganut liberalisme berpendirian
bahwa kebenaran hanya dapat diketahui dari hasil interaksi dalam pasar bebas
bagi ide-ide (free market-place of ideas).
Selain itu ketika ekonomi dunia
kapitalis disebar luaskan ada beberapa aktifitas yang ikut serta didalamnya,
seperti Kristenisasi, pemaksaan penggunaan bahasa Eropah, pengajaran tentang
teknologi tertentu, perubahan undang-undang dan lain-lain. Sistim kapitalis ini
seringkali disebarkan melalui kekuatan militer atau lewat persuasi terhadap
pemimpin yang didukung oleh militer. Keseluruhan proses penyebaran sistim ini
oleh Emmanuel Wallestein yang disebut “westernisasi” atau lebih arogan lagi
mereka klaim “modernisasi” yang dibumbui dengan kepercayaan pada ideologi
universalisme tersebut diatas. Globalisasi merupakan proyek lain dan sangat
menguntungkan kapitalisme. Kapitalisme lebih kuat dari sistim ekonomi
non-kapitalis, sebab ia mempunyai sarana dan strategi yang kuat untuk menjadikan
sistim pasar itu universal. Jadi globalisasi menurut Gibson-Graham adalah
tindak kekerasan yang berakhir dengan pembunuhan bentuk ekonomi selain
kapitalisme. Gaya hubungan sosial dan ekonomi kapitalis didesain agar dapat
masuk kedalam sistim sosial dan ekonomi lain, tapi tidak sebaliknya.
Alasan yang sering digunakan
adalah efisiensi ekonomi, tapi pada saat yang sama menyebarkan norma-norma
kultural baru dan menggeser kultur tradisional yang menjadi saingannya.
Norma-norma atau konsep baru yang dibawa kapitalisme itu adalah demokrasi
liberal, kebebasan sipil, kebebasan berpolitik dan kesempatan ekonomi bagi
setiap warganegara.
0 komentar:
Post a Comment