Oleh Ichwan Mahmudi
Rasulullah SAW bersabda, ''Ada
dua nikmat, di mana banyak manusia tertipu di dalamnya, yakni kesehatan dan
kesempatan.'' (HR Bukhori).
Hadis di atas menjelaskan
pentingnya memanfaatkan kesempatan (waktu), karena tanpa disadari banyak orang
terlena dengan waktunya. Imam Al-Ghazali dalam bukunya Khuluqul Muslim
menerangkan waktu adalah kehidupan.
Karena itu, Islam menjadikan
kepiawaian dalam memanfaatkan waktu termasuk di antara indikasi keimanan dan
tanda-tanda ketakwaan. orang yang mengetahui dan menyadari akan urgennya waktu
berarti memahami pula nilai hidup dan kebahagiaan.
Sebaliknya, orang yang tidak
mengenal pentingnya waktu, ia seakan-akan hidup dalam keadaan mati, meski
hakikatnya ia bernapas di muka bumi. ''Allah bertanya, berapa tahunkah lamanya
engkau tinggal di bumi? Mereka menjawab, kami tinggal (di bumi) sehari atau
setengah hari, maka tanyalah kepada orang-orang yang menghitung.'' (QS
Al-Mu'minun [23]: 112- 113).
Ayat di atas menunjukkan
orang-orang yang tidak mengetahui pentingnya waktu seakan-akan hanya hidup
sehari atau setengah hari, karena mereka tidak memahami arti umur, tidak mampu
menguasai dan mengisinya dengan berbagai aktivitas yang bermanfaat.
Membiarkan waktu terbuang sia-sia
dengan anggapan esok masih ada waktu merupakan salah satu tanda tidak memahami
urgensi waktu, padahal ia tidak pernah datang untuk kali kedua.
Dalam pepatah Arab disebutkan
''Tidak akan kembali hari-hari yang telah lampau.'' Sementara Ibnu Qoyyim
al-Jauziyah dalam bukunya Al-Fawaid menerangkan, ''Menyia-nyiakan hati
disebabkan sikap yang lebih memprioritaskan kehidupan dunia dari akhirat, dan
membiarkan waktu terbuang dengan anggapan esok masih ada waktu.''
Salah satu cara memanfaatkan
waktu adalah menggunakannya untuk taat dan beribadah kepada Allah. Dalam kitab
Fathul Baari diterangkan, ''Barangsiapa menggunakan kesempatan dan kesehatannya
untuk taat kepada Allah, dialah orang yang amat berbahagia. Dan barangsiapa
menggunakannya dalam bermaksiat kepada-Nya, dialah orang yang tertipu. Karena
kesempatan senantiasa diikuti kesibukan dan kesehatan akan diikuti masa
sakit.''
Sumber : Pusat Data Republika
0 komentar:
Post a Comment