Oleh : HARUN YAHYA
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS.
Al Mu'min, 40:60)
Menurut Al Qur'an, doa, yang
berarti "seruan, menyampaikan ungkapan, permintaan, permohonan
pertolongan," adalah berpalingnya seseorang dengan tulus ikhlas kepada
Allah, dan memohon pertolongan dari-Nya, Yang Mahakuasa, Maha Pengasih dan
Penyayang, dengan kesadaran bahwa dirinya adalah wujud yang memiliki
kebergantungan. Penyakit adalah salah satu dari contoh tersebut yang dengannya
manusia paling merasakan kebergantungan ini dan lebih mendekatkan diri kepada
Allah. Tambahan lagi, penyakit adalah sebuah ujian, yang direncanakan menurut
Hikmah Allah, yang terjadi dengan Kehendak-Nya, dan sebagai peringatan bagi
manusia akan kefanaan dan ketidaksempurnaan kehidupan ini, dan juga sebagai
sumber pahala di Akhirat atas kesabaran dan ketaatan karenanya.
Sebaliknya mereka yang tidak
memiliki iman, meyakini bahwa jalan kesembuhan adalah melalui dokter, obat atau
kemampuan teknologi mutakhir dari ilmu pengetahuan modern. Mereka tidak pernah
berhenti untuk merenung bahwa Allah-lah yang menyebabkan keseluruhan perangkat
tubuh mereka untuk bekerja di saat mereka sedang sehat, atau Dialah yang
menciptakan obat yang membantu penyembuhan dan para dokter ketika mereka sakit.
Banyak orang hanya kembali menghadap kepada Allah di saat mereka sadar bahwa
para dokter dan obat-obatan tidak memiliki kesanggupan. Orang-orang yang berada
pada keadaan tersebut memohon pertolongan hanya kepada Allah, setelah menyadari
bahwa hanya Dialah yang dapat membebaskan mereka dari kesulitan. Allah telah menyatakan
pola pikir ini dalam sebuah ayat:
Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan
berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu
daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak
pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.
Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu
mereka kerjakan. (QS, Yunus, 10:12)
Padahal sesungguhnya, sekalipun
dalam keadaan sehat, atau tanpa cobaan atau kesulitan lain, seseorang wajib
berdoa dan bersyukur kepada Allah atas segala kenikmatan, kesehatan dan seluruh
karunia yang telah Dia berikan.
Inilah satu sisi paling penting
dari doa: Di samping berdoa dengan lisan menggunakan suara, penting pula bagi
seseorang melakukan segala upaya untuk berdoa melalui perilakunya. Berdoa
dengan perilaku bermakna melakukan segala sesuatu yang mungkin untuk mencapai
harapan tertentu. Misalnya, di samping berdoa, seseorang yang sakit sepatutnya juga
pergi ke dokter ahli, menggunakan obat-obatan yang berkhasiat, dan menjalani
perawatan rumah sakit jika perlu, atau perawatan khusus dalam bentuk lain.
Sebab, Allah mengaitkan segala sesuatu yang terjadi di dunia ini pada
sebab-sebab tertentu. Segala sesuatu di dunia dan di alam semesta terjadi
mengikuti sebab-sebab ini. Oleh karena itu, seseorang haruslah melakukan segala
hal yang diperlukan dalam kerangka sebab-sebab ini, sembari berharap hasilnya
dari Allah, dengan kerendahan diri, berserah diri dan bersabar, dengan
menyadari bahwa Dialah yang menentukan hasilnya.
Pengaruh menguntungkan dari
keimanan dan doa bagi orang sakit, dan bagaimana hal ini dapat mempercepat
penyembuhan adalah sesuatu yang telah menarik perhatian dari dan dianjurkan
oleh para dokter. Dengan judul "God and Health: Is Religion Good Medicine?
Why Science Is Starting to Believe" [Tuhan dan Kesehatan: Apakah Agama
Adalah Obat Yang Baik? Mengapa Ilmu Pengetahuan Mulai Percaya], majalah
terkenal Newsweek terbitan tanggal 10 November 2003 mengangkat pengaruh agama
dalam penyembuhan penyakit sebagai bahasan utamanya. Majalah tersebut
melaporkan bahwa keimanan kepada Tuhan meningkatkan harapan pasien dan membantu
pemulihan mereka dengan mudah, dan bahwa ilmu pengetahuan mulai meyakini bahwa
pasien dengan keimanan agama akan pulih lebih cepat dan lebih mudah. Menurut
pendataan oleh Newsweek, 72% masyarakat Amerika mengatakan mereka percaya bahwa
berdoa dapat menyembuhkan seseorang dan berdoa membantu kesembuhan. Penelitian
di Inggris dan Amerika Serikat juga telah menyimpulkan bahwa doa dapat
mengurangi gejala-gejala penyakit pada pasien dan mempercepat proses
penyembuhannya.
Menurut penelitian yang dilakukan
di Universitas Michigan, depresi dan stres teramati pada orang-orang yang taat
beragama dengan tingkat rendah. Dan, menurut penemuan di Universitas Rush di
Chicago, tingkat kematian dini di kalangan orang-orang yang beribadah dan
berdoa secara teratur adalah sekitar 25% lebih rendah dibandingkan pada mereka
yang tidak memiliki keyakinan agama. Penelitian lain yang dilakukan terhadap
750 orang, yang menjalani pemeriksaan angiocardiography [jantung dan pembuluh
darah], membuktikan secara ilmiah "kekuatan penyembuhan dari doa."
Telah diakui bahwa tingkat kematian di kalangan pasien penyakit jantung yang
berdoa menurun 30% dalam satu tahun pasca operasi yang mereka jalani.
Sejumlah contoh doa yang
disebutkan dalam Al Qur'an adalah:
Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: "(Ya
Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang
Maha Penyayang di antara semua penyayang". Maka Kamipun memperkenankan
seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami
kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka,
sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua
yang menyembah Allah. (QS. Al Anbiyaa', 21:83-84)
Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun
(Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami
tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang
sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah
termasuk orang-orang yang zalim." Maka Kami telah memperkenankan doanya dan
menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan
orang-orang yang beriman. (QS. Al Anbiyaa', 21:87-88)
Dan (ingatlah kisah) Zakaria, tatkala ia menyeru Tuhannya: "Ya
Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris
Yang Paling Baik. Maka Kami memperkenankan doanya, dan Kami anugerahkan
kepadanya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya
mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan)
perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas.
Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami. (QS. Al Anbiyaa',
21:89-90)
Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami: maka sesungguhnya sebaik-baik yang
memperkenankan (adalah Kami). (QS. Ash Shaaffaat, 37:75)
Sebagaimana telah disebutkan, doa
tidak semestinya hanya dilakukan untuk menghilangkan penyakit, atau
kesulitan-kesulitan duniawi lainnya. Orang beriman yang sejati haruslah
senantiasa berdoa kepada Allah dan menerima apa pun yang datang dari-Nya.
Kenyataan bahwa sejumlah manfaat doa yang diwahyukan di dalam banyak ayat Al
Qur'an kini sedang diakui kebenarannya secara ilmiah, sekali lagi mengungkapkan
keajaiban yang dimiliki Al Qur'an.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran. (QS. Al Baqarah, 2:186)
0 komentar:
Post a Comment